Tips agar si cowok mau denganmu
Tips ini coba suruh pacar anda membaca cerita ini..
barangkali mujarab. Saya terlahir dari keluarga berada, dan cukup
terhormat. Dan saya keturunan Indo, campuran dari berbagai suku bangsa
(negara). Saya pun tumbuh layaknya gadis lain. Lincah, banyak teman dan
di sekolahan termasuk murid pintar.
Itu
kata Bu Guru dan teman-teman. Tapi, dari nilai yang ada di rapor
dengan rata-rata delapan bisa jadi kata Guru dan teman-teman itu benar.
Namun dalam perjalanan pendidikan sempat mengalami hambatan. Dan
akhirnya dapat juga menyelesaikan pendidikan diploma (2) bidang
sekretaris, yang sempat terseok-seok disebabkan oleb pergaulanku yang
sudah termasuk kelewat batas.
Saya
memang termasuk anak yang menganut pergaulan bebas. Tepatnya kelas dua
SMA sudah menjalin kasih dengan teman sekolah. Dan hubungan kami
sampai di luar batas. Melakukan hal yang mestinya baru boleh dilakukan
setelah ada ikatan resmi, nikah.
Itu
terjadi karena dalam keluargaku saya bungsu dan empat bersaudara
kurang mendapat didikan dan perhatian dari kedua orang tua. Kedua orang
tuaku sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Dan kami anak-anaknya
dipercayakan kepada pembantu. Ayah dan ibu seolah berkewajiban hanya
menyiapkan uang untuk berbagai kebutuhan. Tapi dari segi kasih sayang
sama sekali tidak merasakan. Karena ayah dan ibu pulang rata-rata sudah
larut malam. Untuk sekadar makan bersama atau kumpul keluarga saja
boleh dikatakan hampir tak pernah.
Kondisi
itu sepertinya tidak dipedulikan oleh ketiga kakakku, dua pertama
perempuan, dan ketiga laki-laki. Bisa jadi karena sudah biasa. Tapi
bagi saya (bungsu), sangat mendambakan belaian dan kasih sayang yang
hangat dari ayah dan ibu. Dan harapan itu sangat terasa saat menjelang
tidur malam. Ingin rasanya mendapat pelukan dan ciuman khususnya dari
ibuku. Namun akhirnya dari harapan kasih dari kedua orang tua yang tak
kunjung tiba, membuat saya menjadi terbiasa mandiri. Bahkan menjadikan
saya perempuan tegar tidak cengeng. Hampir semua persoalan hidup, saya
hadapi dan coba selesaikan sendiri.
Akhirnya
dalam pergaulan untuk menghilangkan stres dan rasa penat di dalam
rumah, sering keluar jalan-jalan mencari hiburan nonton film
ramai-ramai bersama teman atau sekadar kongkow-kongkow hingga larut
malam. Di dalam pergaulan ini saya mengenal yang namanya obat-obatan
dan mulai merokok. Sepertinya saat itu tidak ada beban dan rasa
bersalah dengan keputusan yang saya ambil itu.
Apalagi
ketiga kakakku juga tidak ada yang dapat sebagai panutan. Semua
bersikap cuek. Jadi yang kuperbuat ya sah-sah saja. Tidak ada yang
melarang, apalagi masing-masing (kakak-kakakku) punya kesibukan
sendiri-sendiri. Yang pertama Kak Intan, yang saat itu sedang kuliah
asyik dengan kehidupannya sendiri bersama sang pacar satu kampus.
Kak
Mira (kedua) kelakuannya juga tidak terlalu berbeda dengan Kak Intan.
Di samping kuliah juga terlalu asyik dengan pacarnya. Sementara Kak
Niko (ketiga) memang lebih liar dibanding kedua kakak perempuannya.
Hampir tiap hari pulang larut malam. Dan sekolahnya boleh dikatakan
sudah drop. Kerjanya hanya main, dan kalau siang tidur. Tiap hari minta
uang kepada ayah, jika tidak diberi pindah minta ke ibu. Ada saja
alasan untuk kebutuhan. Saya sendiri sebagai adik sampai berpikir mau
jadi apa nanti Kak Niko itu.
Pernah
suatu hari, saya merasa kurang nikmat badan dan minta ijin pulang.
Sampai di rumah, di kamar kakakku Intan yang bersebelahan dengan
kamarku terdengar suara aneh, rintihan tapi disertai desahan. Yang
sedianya pulang untuk istirahat, dengan adanya suara itu saya penasaran
mencari tahu. Kondisi rumah, jika siang memang sepi. Karena semua
kakakku dan aku pergi sekolah. Tinggallah pembantu sendirian. Kadang
kakak Intan memang kuliah siang. Seperti siang itu, Kak Intan kuliah
siang.
Saya
coba membuka pintu kamar Kak Intan, dalam benak saya siapa tahu sakit
seperti saya dan perlu pertolongan. Tapi pintu dikunci. Suara itu makin
jelas, dan sepertinya Kak Intan tidak sendirian. Nah saya mencoba
mengintip lewat lubang kunci. Degup jantungku bergetar keras dan
kencang. Melihat adegan seni yang saya ketahui, meski masih dalam
khayalan dari membaca stensilan yang dipinjami teman.
Cukup
goyah lututku menyaksikan keasyikan kakakku yang tanpa pembalut tubuh
bergelut dengan teman prianya. Perbuatan yang sebelumnya hanya saya
khayalkan, kini terpampang di depan mata disajikan oleh kakakku Intan.
Cukup lama pergumulan itu berlangsung. Dengan rasa tak tahan namun
kepinginnya terus nonton, saya masuk kamar dan rebahan. Suara kakaku dan
teman prianya terus menggoda. Akhirnya saya tidak lagi merasakan
sakit, bahkan penyakit pusing itu lantas hilang begitu saja.
Suara
desahan Kak Intan tidak kedengaran lagi, yang ada obrolan mereka
berdua. Dan mereka lantas berangkat kuliah. Tidak tahu jika saya pulang
lebih awal dan telah menyaksikan perbuatan bejatnya. Sayapun terus
membayangkan kejadian yang baru saja terjadi. Namun terhadap Kak Intan
saya bersikap biasa, seolah tidak tahu apa yang telah dilakukan dengan
kekasihnya. Kepada ayah dan ibu saya juga tidak bercerita, saya pikir
apa pedulinya toh sepertinya kakak saya begitu menikmati terlihat dan
cara bermain dan pagutannya saat itu.
Sejak
kejadian itu, saya jadi sering bolos sekolah. Ingin mengulang menonton
‘pergulatan’ kak Intan. Dengan cara mengendap-endap masuk rumah takut
ketahuan terus menyelinap masuk kamar. Namun harapan untuk mendapatkan
tontotan menarik seperti siang kemarin sia-sia. Karena teryata Kak
Intan kuliah pagi.
Nah
saat saya dalam keadaan antara tertidur, terdengar sayup-sayup suara
dua orang sedang ngobrol di kamar sebelah, kamar Kak Mira (kakak kedua
saya). Pikir saya mereka baru pulang kuliah. Kamar Kak Mira memang
bersebelahan dengan saya. Kamar kami (cewek) bertiga berjejer, dan saya
yang di tengah. Sementara kakak laki-laki saya, Niko kamarnya di
depan.
Kak
Mira pulang kuliah mengajak teman laki-laki ke rumah. Pertama obrolan
itu soal pelajaran. Namun lama-lama suara obrolan itu hilang, berganti
suara desahan. Saya kontan bangun dan mengendap-endap mencari lubang
kunci. Dan setelah di luar saya terkejut, karena pintu Kak Mira tidak
ditutup dan terbuka cukup lebar. Saya sendiri jadi serba salah, takut
ketahuan. Tapi suara musik di kamar Kak Mira membuat langkah dan gerakan
saya tidak terdengar. Bahkan Kak Mira sepertinya tidak peduli dengan
pintu yang masih terbuka itu.
Setelah
mendapat posisi yang aman, saya mengamati dengan cermat gerakan demi
gerakan yang dilakukan Kak Mira bersama temannya. Terlihat mereka masih
mengenakan pakaian lengkap. Hanya saja rok Kak Mira mulai tersingkap,
CD-nya terlihat. Sementara Si pria masih lengkap dengan t-shirt dan
celana jeans. Tapi pagutan dan ciuman mereka berdua sepertinya membawa
ke langkah yang makin seru. Masing-masing berlomba melucuti pakaian
lawannya. Hingga akhirmya keduanya dalam kondisi telanjang. Cukup nanar
dan gemetar juga saya menyaksikan adegan itu. Dan adegan seperti itu
pernah saya saksikan lewat film BF bersama teman-teman usai sekolah, di
rumah Linda (teman sekelas). Dan kedua saat melihat Kak Intan sedang
main dengan pacarnya. Namun saat nonton Kak Intan kurang seru disamping
lewat lubang kunci, shownya sudah setengah main.
Hari
ini sungguh berbeda, saya menyaksikan seluruh permainan dari awal.
Sungguh mendebarkan, Kak Mira meraih batang penis pacarnya, kemudian
mulai dikocok-kocok dengan perlahan. Terlihat batang penis pacar kakakku
mulai tampak membesar dan memanjang, sampai akhirnya dengan mata
kepalaku sendiri aku menyaksikan bagaimana batang penis yang tadinya
layu kini telah berdiri dengan kerasnya dan sangat panjang, mengundang
hasrat birahiku untuk turut merasakan kehangatan dan kedahsyatan penis
pacar kakakku ini. Dengan penuh birahi kakakku mulai mengulum batang
penis dihadapannya, sementara tangannya tetap mengocok-ngocok bagian
tengah kebawah batang penis, kulihat tubuh pacar kakakku
berkelejat-kelejat dan dari mimik wajahnya seakan menahan serangan
kenikmatan yang datang bertubi-tubi di daerah sekitar batang kepala
penisnya.
Pergulatan
Kak Mira dan temannya semakin seru, saling memagut, mendesah, memburu,
dan akhirnya saya lihat mereka berdua berada dalam permainan seks yang
menggairahkan saat teman kakakku mulai memasukkan batang penisnya yang
panjang kedalam vagina kakakku, kudengar kakakku mulai
berteriak-teriak kecil dengan disertai desahan-desahan penuh birahi,
kuakui memang teman kakakku ini memiliki stamina yang kuat sanggup
bermain dalam satu jam dalam beberapa posisi yang pernah kulihat dalam
video seks kamasutra, kuhitung-hitung kakakku sudah mengalami orgasme
tiga kali dalam permainan tersebut, hingga pada akhirnya kulihat teman
kakakku menggenjot-genjotkan batang penisnya secara cepat, dan…,
tiba-tiba manarik batang penisnya dengan cepat dari vagina kakakku, dan
beberapa detik kemudian kulihat semprotan sperma begitu banyaknya dan
akhirnya teman kakakku mulai terkulai lemas dengan mandi keringat.
Namun posisi mereka tetap berpelukan.
Saya
pun dengan lemas dan gemetar masuk kamar. Namun pada saat menyaksikan
adegan pergumulan itu tidak terasa tangan saya seperti dibimbing meraba
dan menyentuh ‘barang’ terlarang milik saya. Dengan tidak sadar tangan
saya mengusap-usap diantara selangkangan. Dan saya mendapatkan rasa
kenikmatan. Sepertinya ada cairan yang keluar dari dalam, dan saya tidak
tahu apa yang keluar itu. Yang ada rasa nikmat tiada tara saat itu.
Nah
perbuatan itu (mengusap kemaluan) saya lakukan di saat sendirian di
dalam kamar. Dan ternyata saya mendapat kenikmatan yang sama seperti
saat sedang nonton Kak Mira bercumbu. Bahkan perbuatan itu terus
diulang-ulang. Rasa penasaran pun makin menjadi-jadi, akhirnya saya
ingin tahu bagaimana rasanya berhubungan. Suatu saat, sebetulnya tidak
sengaja. Saya bermaksud pinjam catatan pelajaran kepada pacar, yang
tidak sempat saya ikuti karena tidak masuk sekolah. Kebetulan buku itu
ada di rumah. Maka saya diajak ke rumahnya mengambil buku itu.
Rumah
pacar saya siang itu sepi. Kedua orang tuanya bekerja, sementara pacar
saya anak satu-satunya. Yang ada di rumah hanya pembantu. Rumah itu
cukup besar dan sepi. Saya dipersilakan masuk, dan diajak ke kamarnya.
Setelah diambilkan minum, kami ngobrol. Pacar saya sepertinya telah
berpengalaman dalam berpacaran. Terlihat dan saat ngobrol tangannya
mulai aktif meraba daerah sekwilda (sekitar wilayah dada) milik saya.
Namun anehnya saya menikmati, dan membiarkan tangan itu menelusuri
daerah sensitif saya.
Teringat
yang dilakukan pacar saya, seperti saat pacar Kak Mira melakukan hal
yang sama. Saya pun terlena dalam kenikmatan, seperti terbang
diawang-awang. Dan akhirnya perbuatan yang tadinya hanya dalam angan,
kini kunikmati sungguhan. Kamipun sudah dalam kondisi polos, suara
mendesah bercampur degup kencang jantung ada di dalam tubuhku. Saya pun
rebah ditindih. Bukan sakit yang saya rasakan, tapi kenikmatan. Dan
akhirnya kami pun sampai batas ‘perburuan’, lemas, lunglai dan
bermandikan keringat. Untuk beberapa saat kami berpelukan, rasanya
tidak ingin melepas, malah inginnya mengulang lagi. Dan perbuatan itu
kami ulang setiap ada kesempatan. Sampai selesai sekolah diploma.
Kamipun sebelum melakukan hubungan sering menggunakan obat-obatan
terlebih dulu. Dan ternyata berdampak makin lebih nikmat dalam
berhubungan. Hubungan kamipun lepas begitu saja, setelah pacar dengan
alasan meneruskan sekolah, pergi ke luar negeri.
Bagi
saya kepergian pacar saat itu tidak masalah. Toh dalam benak saya
masih banyak pria lain yang antri untuk bisa kencan denganku. Mengingat
dan merasakan pengalaman seks selama ini, banyak laki-laki yang
mencoba mendekati saya dan mengutarakan cinta. Saya saja yang agak jual
mahal. Nah saat baru selesai sekolah (diploma), sementara lagi kosong
pacar tidak ada, saya banyak tinggal di rumah. Kegiatan diisi dengan
baca buku, dan baca apa saja. Paling kalau jenuh, ke rumah teman
ngobrol hingga malam, terus pulang langsung tidur.
Saat
pulang pukul 24.00 WIB, dan pintu rumah memang hampir tidak pernah
terkunci, saat buka pintu melewati depan kamar Kak Niko terdengar suara
agak aneh. Ada desahan suara tertahan, sementara ada pula suara
cekikikan. Saya yakin di kamar Kak Niko ada dua orang. Kebetulan saat
itu ayah sedang tugas ke luar kota, dan ibu ikut mendampinginya. Ruang
depan memang sudah gelap, tapi ruang Kak Niko terang, jadi cukup
leluasa saya mencari tahu apa yang sedang dikerjakan kakakku.
Kebetulan
Kak Niko tidak pernah menutup jendela kamarnya yang terletak di dalam
rumah. Dari jendela itu, saya mengendap mengintip. Dalam benak saya,
yang terjadi di dalam kamar sama dengan kejadian seperti Kak Intan dan
Kak Mira saat itu, ‘pergumulan’.
Benar
saja. Kakak saya dan teman wanitanya setengab baya (35-an) namun masih
terlihat cantik dan seksi sedang bergumul tanpa sehelai pakaian. Kak
Niko terlihat begita asyik mencumbu, dan tak henti-hentinya menciumi
seluruh bagian lekuk-lekuk tubuh si wanita. Si wanita menggelinjang,
tertawa cekikikan di antara desahan yang tertahan.
Cukup
lama permainan mereka itu berlangsung. Bahkan Si wanita sepertinya
sudah tidak tahan, menjerit-jerit kecil dan memohon kepada Kak Niko,
“Please, please”, katanya. Kak Niko sepertinya tidak peduli dengan
kondisi wanita yang sudah seperti cacing kepanasan. Dan akhirnya, mereka
berdua bergumul saling mendekap erat, berlomba mencapai perpaduan.
Selesai sudah. tapi saya tidak lantas beranjak dari posisi. Penasaran
ingin tahu apa lagi yang akan diperbuat. Posisi mereka telentang dan
membiarkan tubuhnya terhampar tanpa pakaian. Tapi Si wanita, masih
menggelayut dan mencumbu. Kakak saya bersuara, “Bayar dulu”, katanya.
“Jangan
khawatir”, jawab Si wanita. Dan Si wanita bangkit, berjalan gontai
menuju kursi belajar Kak Niko, di mana di situ terletak tasnya. Dari
dalam tas wanita itu mengeluarkan uang lima puluh ribuan, saya taksir
sekitar satu juta.
Lantas uang itu dilemparkan kepada Kak Niko.
“Bagaimana”, kata wanita itu. “Thanks darling”, jawab Kak Niko.
Dan
wanita itu tidur rebahan di sebelah kakakku. Mereka ngobrol tapi
tangan masing-masing aktif menjamah daerah sensitif lawan. Lama-lama
mereka mulai terangsang lagi. Ronde kedua jelas tinggal nerusin. Tidak
perlu capai-capai pemanasan. Tapi saya melihat sebelum melakukan
‘pertempuran’ mereka berdua sepertinya mengkonsumsi obat. Sehingga
permainan mereka terlihat lebih seru dan panas. Dan sayapun
lama-kelamaan tidak tahan, mundur dan masuk kamar. Namun mata ini tidak
bisa terpejam.Backlink here.. Description: Tips agar si cowok mau denganmu Rating: 4.5 Reviewer: sosis-online - ItemReviewed: Tips agar si cowok mau denganmu
Shares News
-
13.32
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Share your views...
0 Respones to "Tips agar si cowok mau denganmu"
Posting Komentar